Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson M.Kes., mengatakan kematian kasus terhadap Tuberkulosis (TBC) di Indonesia dinilai masih cukup tinggi. Sebab Indonesia merupakan salah satu negara dengan penderita TBC tertinggi di dunia yang diperkirakan mencapai 845.000 orang.


"Berdasarkan data WHO Globe Report Tahun 2020, angka kematian akibat TBC sebanyak 98.000 orang per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam," papar Sekda Prov Kalbar usai membuka kegiatan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat di Halaman GOR SSA Pontianak, Sabtu (26/3/2022).


Dari total kasus tersebut, baru 67% yang ditemukan dan diobati, sehingga masih ada 284.000 pasien dengan TBC yang belum diobati dan beresiko menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.


"Jadi, masih banyak pasien TBC yang belum ditemukan dan belum diobati," jelas dr. Harisson, M.Kes.


Melalui Program Eliminasi TBC diharapkan pemerintah daerah bersama para stakeholder atau instansi lainnya bisa melakukan penanganan dan pencegahan TBC ditengah masyarakat. Sedangkan kasus TBC di Kalimantan Barat yang ditemukan baru mencapai 7.514 dari 17.233 orang ditahun 2021.


"Masih sekitar 43,60% dari target nasional penemuan kasus TBC, yaitu 85%. Angka ini masih rendah karena dua tahun ini kita berada pada masa pandemi COVID-19. Tetap ada program penanganan TBC, tetapi mungkin ada keterbatasan-keterbatasan karena pandemi. Dengan adanya Hari Peringatan TBC ini, kami harapkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menemukan pasien TBC hingga dirinya sembuh, sehingga tidak terjadi penularan lebih lanjut di masyarakat. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sangat berupaya untuk mengaktifkan semua perangkat daerah, baik langsung dibawah Gubernur Kalbar maupun instansi vertikal, untuk benar-benar terlibat dalam pengendalian penyakit TBC," terang Sekda Prov Kalbar.


Dengan tingginya kasus TBC, Indonesia telah berkomitmen untuk Bebas TBC pada tahun 2050. Namun, permasalahan TBC tidak dapat diselesaikan jika hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja. Akan tetapi, perlu koordinasi lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan TBC sebagai isu utama di semua sektor, tak terkecuali dari seluruh elemen masyarakat.


"Pemprov Kalbar berupaya menggerakkan semua sektor dan perangkat daerah untuk terlibat dalam penanganan TBC. TBC juga tentunya menyangkut gizi dan kesehatan lingkungan dan ketahanan ekonomi keluarga. Seluruh perangkat daerah harus terlibat dalam penanganan TBC," pinta Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat.


Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat mengangkat tema “Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa” dengan aksi Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC. 


Acara tersebut turut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Dra. Hj. Linda Purnama, M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, drg. Harry Agung Tjahyadi, M.Kes, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., serta Perwakilan Forkopimda Provinsi Kalbar.


Sebelum acara pembukaan, panitia mengadakan senam massal. Kemudian, Sekda Prov Kalbar beserta tamu undangan bersama-sama meninjau pemeriksaan kesehatan bebas TBC dan pelaksanaan vaksinasi. Kegiatan diakhiri dengan pelepasan balon yang menandai Peringatan Hari TBC Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret.(aws/sma)


Sumber : Adpim Prov. Kalbar

(Media Baru TVRI Kalbar)