Jumat Agung adalah hari Yesus Kristus wafat atas hukuman mati yang Ia terima di kayu salib untuk memikul dosa umat manusia.


Dalam ibadah peringatan wafatnya Isa Almasih tersebut, diikuti antusias umat nasrani yang ada di Pontianak, Jumat (15/4/2022).


Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak melaksanakan ibadah sebanyak tiga kali, yakni pagi hari dalam ibadah jalan salib, sore dan malam hari masuk ibadah penyembahan salib.




Berdasarkan pantauan dilapangan, umat Katolik yang hadir di Gereja Katedral Santo Yoseph memenuhi hingga basement. Pada ibadah penyembahan salib sore hari ini, dihadiri lebih dari 3000 umat dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ibadah tersebut dipimpin Pastor Alexsius Alex didampingi pastor Hilarion Hendra Chen.




Ibadah Jumat Agung tersebut mendapat pengamanan dari Polresta Pontianak, Brimob, Obvit Polda Kalbar dan Kodim 1207/Ptk.


Sementara itu, umat Kristen Protestan GBKP Pontianak, melaksanakan ibadah tepat pada sore hari dengan tatap muka terbatas dan hanya setengah dari kapasitas keterisian ruangan.



Pada ibadah GBKP Runggun Pontianak ini dipimpin oleh Pendeta Melda br Tarigan dengan tema renungan "Hamba yang dipermuliakan" dan dibantu Penatua Termansius Ginting.


Saat ibadah dilaksanakan, jemaat GBKP menggunakan pakaian dengan dresscode nuansa gelap, sebagai tanda berkabung atas penderitaan Yesus untuk menanggung dosa manusia.


Di Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Pintu Elok Pontianak dilaksanakan dua sesi. Ibadah pertama pada pagi hari dan kedua pada sore hari.


Ibadah peringatan kematian Yesus Kristus di GKE Pintu Elok Pontianak pada sesi kedua dipimpin oleh Pendeta Alox Desilelo.




Dalam khotbahnya Pendeta Alox Desilelo mengatakan, peristiwa Yesus disalibkan di Bukit Golgota merupakan bukti kasih Allah kepada manusia agar semua yang percaya kepadaNya mendapatkan keselamatan.


Ia juga menjelaskan, dari peristiwa penyaliban anak Allah membawa pengampunan kepada orang-orang percaya.

Oleh karena itu, lanjutnya, hendaknya umat manusia selalu berbuat kebaikan dan menyaksikan teladan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari saling mengasihi.


Dalam ibadah tersebut juga dilaksanakan perjamuan kudus sebagai tanda memohon pengampunan dosa dan pelanggaran.


Penulis : Darius Tarigan

(Media Baru TVRI Kalbar)