Thalassemia merupakan penyakit yang dapat dideteksi sejak dini, sejak anak usia empat bulan, untuk pengobatan yang tepat bisa membuat pengidap lebih cepat tertangani dengan baik.


Pengobatan Thalassemia, biasanya dilakukan dengan cara transfusi darah secara rutin untuk mengganti hemoglobin yang pecah sebelum waktunya.


Satu pengidap Thalassemia diharapkan bisa memiliki bank donor darah yang berisikan minimal 20 orang, sehingga keperluan darah bisa dipenuhi kapan pun diperlukan.



Hal itu disampaikan Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., ketika membuka kegiatan Deklarasi Kolaboratif Deteksi Dini Thalassemia di Pendopo Gubernur Kalbar, Kamis (11/8/2022).


"Target saya 20 orang, karena setiap golongan darah pasti berbeda-beda, itu yang terus kita upayakan. Untuk tempat transfusi harus dibuat senyaman mungkin untuk anak-anak, sehingga anak tersebut tidak merasa beban bagi dirinya," ujarnya.



Selain membuka kegiatan tersebut, Gubernur juga menjadi saksi Pengukuhan Duta Thalassemia Kalbar, Hj. Lismaryani Sutarmidji, oleh Ketua Yayasan Thalassemia Indonesia, H. Ruswandi.


Tak hanya Gubernur, kegiatan pengukuhan ini disaksikan oleh Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, S.H., Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi, S.E., M.M., Ketua POPTI Kalbar, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., jajaran Forkopimda Prov Kalbar, dan beberapa Kepala Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.


Meneruskan sambutannya, Gubernur meminta masyarakat harus bisa memahami Thalassemia, langkah pencegahan yang dapat dilakukan, serta cara merawat anak yang mengidap Thalassemia.


"Ini merupakan salah satu kampanye yang harus dipahami masyarakat. Jangan sampai penderita semakin banyak dan bertambah. Inilah yang harus kita lakukan, terutama di tingkat SMA dan SMK agar mereka memahami dan menjadi pendonor tetap," terang H. Sutarmidji.




Selanjutnya, Gubernur optimis pengidap Thalassemia dapat disembuhkan. Hal yang wajib dilakukan adalah melakukan pencegahan dan memutus mata rantai penyakit tersebut.


"Jika Allah, Tuhan Yang Maha Esa, berkehendak semua bisa terjadi. Penyakit yang lebih rentan dari Thalassemia saja bisa sembuh. Saya yakin bisa. Selain pencegahan, jangan sampai ada penambahan penyandang Thalassemia baru. Kita harus memutus mata rantai Thalassemia dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat," lanjutnya.


Sementara itu, Hj. Lismaryani Sutarmidji menyampaikan apresiasinya kepada Persatuan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) yang mempercayakan tugas dan amanah sebagai Duta Thalassemia Kalbar.


"Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih kepada Ketua POPTI Pusat dan Gubernur Kalbar atas amanah yang diberikan. Ini merupakan amanah besar yang harus saya jalani. Dan sebagai Ketua TP PKK Kalbar, hal ini juga merupakan tugas kami untuk mensejahterahkan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan," ucap Duta Thalassemia Kalbar.



Terkait upaya pencegahan Thalassemia, Duta Thalassemia Kalbar siap menggencarkan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Thalassemia karena masih banyak orang tua yang belum mengetahui tentang penyakit ini.


"Kita akan turun lapangan dan mensosialisasikan Thalassemia. Mulai dari gejala, langkah pencegahan, dan lainnya. Kalau ada anggota keluarga yang menjadi penyandang Thalassemia harus segera diskrining karena penyakit ini bukan penyakit menular, melainkan penyakit turunan," jelas Hj. Lismaryani.(wnd)


Sumber : Adpim Prov. Kalbar 
(Media Baru TVRI Kalbar)